1.
SAMBAS
Asal kata SAMBAS adalah
Versi
Pertama:
KATA Sambas
konon berarti "tiga bangsa", berasal dari sam atau tiga dan bas atau bangsa. Tiga suku atau bangsa
yang dimaksud adalah Melayu, Dayak, dan Tionghoa. Hingga kini memang tiga etnis
itulah yang dominan, Melayu (49,1 persen), Dayak (19,86 persen), Tionghoa
(17,73 persen), selebihnya berbagai suku lainnya.
Versi Kedua:
Mengartikan
Sambas sebagai tiga sungai, yaitu Sungai Sambas Kecil, Sungai Teberau, dan
Sungai Subah.
2. LUAS KAB. SAMBAS LEBIH LUAS DARI PADA IBU
KOTA JAKARTA
Kabupaten Sambas dengan luas wilayah 6.395,70 km2 atau
639.570 ha (4,36% dari luas wilayah Propinsi Kalimantan Barat), Sedangkan luas
wilayah Ibukota Jakarta 661,52 km². Kabupaten Sambas merupakan wilayah Kabupaten yang terletak
pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah propinsi Kalimantan Barat.
Panjang pantai ±128,5 km dan panjang perbatasan negara ±97 km. Dilihat dari
letak geografisnya
Kabupaten Sambas terletak diantara 1’23” Lintang utara
dan 108’39” Bujur Timur. Dengan batas administratif :
• Sebelah Utara berbatasan dengan : Malaysia Timur
(Sarawak)
• Sebelah Selatan berbatasan dengan : Kota Singkawang
• Sebelah Timur Berbatasan dengan : Kabupaten Bengkayang
• Sebelah Barat Berbatasan dengan : Laut Natuna
Wilayah administratif Sambas meliputi 19 (Tahun 2008)
Kecamatan yaitu kecamatan Sambas, kecamatan Sebawi , kecamatan Tebas, kecamatan
Semparuk, kecamatan Pemangkat, kecamatan Salatiga, kecamatan Selakau, kecamatan
Selakau Timur, kecamatan Tekarang, kecamatan Jawai, kecamatan Jawai Selatan,
kecamatan Sajad, kecamatan Sejangkung, kecamatan Paloh, kecamatan Teluk
Keramat, kecamatan Tangaran, kecamatan Subah, dan kecamatan Sajingan Besar
dengan desa keseluruhan berjumlah 183 desa.
3.
OTAR
- OTAR
Otar – otar adalah seni olahraga yang sudah ada sejak
zaman kerajaan Sambas yang berada di Dusun Kota Lama, Kecamatan Galing,
Kabupaten Sambas, Provinsi Kalimantan Barat. Dengan rajanya yang terkenal dalam
catatan sejarah yaitu Ratu Sepudak. Otar – otar pada masa kerajaan merupakan
olahraga beladiri yang dimainkan oleh para prajurit dan para pengawal kerajaan
dan sampai saat ini masih dilestarikan masyarakat kota lama. Secara hierarki
otar otar diciptakan oleh “Bujang Neker” yaitu pada tahun 1762. Otar - otar
merupakan hasil gabungan silat, kuntau dan tari yang pada waktu itu sudah ada
di masyarakat. Menurut cerita, nama silat ini merupakan hasil semedi dihutan
selama beberapa hari. Oleh sebab itu Bujang Neker pun teringat dengan tameng
yang dipakai oleh pengawal Ratu Sepudak yang dilengkapi dengan tombak, karena
tameng pada waktu itu dapat diputar-putar. Saat itulah silat hasil karyanya
diberi nama silat otar – otar . Tameng yang dapat berputar – putar ditangan oleh
Bujang Neker dijadikan benda yang dapat melekat di tangan dengan 2 buah besi
yang berbentuk setengah lingkaran. Dalam melaksanakan permainan silat otar –
otar selain dilengkapi dengan tameng pemain juga dilengkapi dengan rotan
sebagai alat pemukul dan untuk menyemarakkan tarian permainan diiringi dengan
tabuhan gendang, gong, disertai dengan pembacaan mantra-mantra.
Gerakan dalam silat otar-otar :
1.Gerakan Balabat : Untuk menangkis serangan anak panah
lawan.
2.Jurus Tanam Tebu
3.Jurus Paras Gantang
4.Jurus Sarung Gunting
5.Pukulan Cakak :
- Cakak Kucing
- Cakak Harimau
- Cakak Sekumbang
Kain.
Pada Tahun 2002 silat otar-otar ini mewakili olahraga
festival di Jakarta, Biasanya silat ini juga tampil pada acara sebuah
perkawinan, ataupun untuk menyambut kedatangan tamu - tamu penting.
4.
LAGU
CIK CIK PERIUK
Cik Cik Periuk (atau Cik Cik Periok)
adalah lagu daerah, dari daerah Kalimantan Barat asalnya
dari Kabupaten Sambas. Lagu ini tidak diketahui siapa penciptanya, namun
menurut masyarakat Sambas lagu ini diciptakan oleh orang asli Dayak di Kalimantan Barat. Selain itu, lagu ini sudah ada
sejak 150 tahun yang lalu.
Makna Lagu
Lagu Cik Cik Periuk
bermakna tentang sindiran dari masyarakat Sambas pada zaman dahulu kepada
masyarakat luar yang datang ke daerah Sambas
Cik cik periuk belanga' sumping dari jawe
Kata cik
cik bermakna bunyi dari dalam
periuk, sedangkan periuk adalah peralatan dapur yang terbuat
dari logam atau tanah liat yang digunakan untuk membuat nasi. Kata cik cik tidak boleh ditulis dengan kata penghubung, karena kata ini bukan merupakan kata pengulangan.
Sedangkan, kalimat belanga
sumping dari jawa maksudnya
adalah sebuah panci yang sudah rusak bagian tepinya yang
berasal dariJawa. Makna konotatif dari kalimat ini adalah bahwa semua hal
yang berasal dari Jawa itu tidak baik, karena masyarakat yang datang ke daerah
Sambas adalah tentara Jawa yang memakai pakaian tentara Hindia Belanda.
Datang nek kecibok bawa' kepiting dua ekok
Kalimat datang
nek kecibok bermakna bahwa
orang yang datang ke daerah Sambas tidak hanya orang Jawa saja, tetapi orang
yang berasal dari Tiongkok juga.
Sedangkan, kalimat bawa'
kepiting dua ekok bermakna
bahwa seekor kepiting memiliki dua buah capit yang tajam yang digunakan untuk
membawa dua niat yang berbeda atau memiliki dua strategi yang saling mengapit
kanan dan kiri, maksudnya adalah selalu mengadu domba.
Cak cak bur dalam belanga', idong picak gigi rongak
Kalimat cak
cak bur dalam belanga' bermakna
bahwa semua benda masuk ke dalam panci. Makna konotasi dari kalimat cak cak bur dalam belanga' adalah bahwa semua hal dalam kehidupan
sudah sangat sibuk, seperti di dalam panci yang sudah tercampur semua benda.
Dikatakan kehidupan sudah sangat sibuk karena kehidupan sekarang sudah banyak
orang yang sibuk dengan urusan dunia dan melupakan kehidupan akhirat.
Sedangkan, kalimat idong picak
gigi rongak bermakna bahwa
ada orang yang serba memiliki kekurangan, karena hidungnya pesek dan giginya
ompong. Gigi ompong bermakna orang yang jelek.
Sape ketawa' dolok dipancung raje tunggal
Kalimat ini bermakna bahwa siapa yang tertawa ketika
melihat orang yang jelek maka akan diberi hukuman berupa pancungan oleh raja
tunggal, karena telah menghina ciptaan sang Tuhan. Maksud dari raja tunggal
adalah Tuhan
5. Mas'ud Panji Anom
Artis
mm, dikenaljuga Pengeran Mas'ud Panji Anom (Putra Mahkota Kerajaan
Sambas). Lahir di Sambas, Kalimantan Barat 3 April 1915, dan
merupakan anak kedua pasangan Pangeran Cakra Panji Anom (Sultan
Kerajaan Sambas) dan Encik Zakiyah. Setelah selesai dari HIS, ia
melanjutkan ke Ambacht School (sekolah teknik) di Batavia
(Jakarta). Ia belajar musik dan menyanyi keroncong dalam
persembunyiannya di Jawa Barat, dan menjadi juara dalam lomba di
Singapura ketika ia terdampar di sana. Suaranya pun kemudian direkam
oleh perusahan piringan hitam Cap Ayam di Singapura.
Bersama
istrinya ia pun kemudian main film "Elang Darat" di perusahaan
Java Industrie Film. Mas'ud bersama Anjas Asmara mendirikan Kaimin
Bungke Sidosoyang kegiatan utamanya menghibur serdadu
Jepang. Tahun 1943 sandiwara ini namanya berubah menjadi Cahaya Timur
(CT), dan tahun 1949 menjadi Pancawama Fifi Yuong (PF). Tahun 1947
bersama dengan teman-temannya membentuk Firma Persatuan
Artis Indonesia (Persari). Tahun 1950 diubah menjadi NV Persari dan
Mas'ud Panji Anom sebagai direkturnya. Tahun 1950-1955 NV Persari
aktif membuat film dengan film pertamanya Sedap
Malam. Lebih dari 40 judul film yang dibuat dalam
kurun waktu tersebut.
Sekembalinya
dari perjalanan di Manila Mas'ud Panji Anom menjadi sutradara.
Film yang digarapnya antara lain Gadis Kemayoran (1953), Tamu
Agung (1955)
dan tahun 1958 Solo di
Waktu Malam. Mas'ud
pun ikut mendirikan Borobudur Film Coy. Penampilannya terakhir yakni
dalam salah satu serial TVRI, Rumah Masa Depandalam
episode "Selamat Jalan Mak Wok". Mas'ud dan istrinya, juga
anaknya yang pertama Elly Panji merupakan artis dan aktor
yang terkenal pada zamannya.
(
SUMBER: http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/1861/Masud-Panji-Anom
)